RSS

[Review] Aroma Karsa – Dee Lestari

22 Mar
Cover Aroma Karsa

Cover Aroma Karsa versi Cetak (kiri) dan Digital (kanan)

Judul: Aroma Karsa
Penulis: Dee Lestari
Penerbit: Bentang Pustaka (cetak) dan Bookslife (digital)
Editor: Dhewiberta Hardjono (cetak) dan Windy Ariestanty (digital)
Cover & Ilustrasi Cover: Fahmi Ilmansyah & Hezky Kurniawan
Terbit / Halaman (cetak): Cetakan I, Maret 2018 / 724 Halaman
Terbit (digital): Januari – Maret 2018
Genre: Fiction, Romance, Adventure, Fantasy

Sebelum ini, karya Dee yang pernah saya baca cuma Perahu Kertas dan Madre. Jadi belum begitu ikutan hype ketika ada pengumuman bakalan ada karya baru Dee.

Setelah membaca premis Aroma Karsa, saya langsung tertarik. Jarang-jarang ada novel yang mengangkat topik parfum, aroma, dan mitologi Jawa sebagai topik cerita utamanya. Sebagai pembaca fantasi, saya penasaran.

Karena kebetulan saya tidak di Indonesia dan entah kapan bakalan bisa baca buku cetaknya, saya ikut PO versi digital. Aslinya sih lebih suka kalo baca full langsung kayak di kindle/google play books/gramedia digital, tapi penasaran juga gimana sensasinya baca cerita bersambung.

Cerita

Aroma Karsa menceritakan tentang Jati Wesi, seorang pemuda yang memiliki kemampuan penciuman aroma melebihi orang biasa. Seumur hidupnya, dia tinggal di TPU Bantar Gebang, jadi dia sudah terbiasa dengan segala macam aroma sampah. Di awal cerita, dia bekerja di toko parfum aspal, namun karena satu dan lain hal dia ditangkap polisi. Salah satunya karena dianggap menjiplak formula parfum dari perusahaan parfum Kemara.

Jati kemudian diberi pilihan untuk tetap berada di penjara atau bebas namun terikat kontrak bekerja di perusahaan parfum tersebut. Jati memilih pilihan kedua dan harus ikut Raras, pemilik perusahaan Kemara, ke kediamannya. Perkenalannya dengan keluarga Raras mengantarkan Jati ke dunia yang tak pernah ia kenal dan misteri-misteri tentang masa lalunya.

Saya berkesempatan membaca versi digital yang dipotong menjadi 18 bagian dan dirilis tiap hari Senin dan Kamis dari pertengahan Januari hingga pertengahan Maret 2018. Kalau boleh diringkas, 18 bagian ini bisa dikelompokkan menjadi 3 bagian besar:

  • Perkenalan Jati, Raras, Suma dan karakter-karakter pendukung. Jati yang hidup di Bantar gebang bersama orang-orang terdekatnya. Raras yang ambisius dan punya misi khusus untuk Jati. Suma yang punya kemampuan penciuman mirip Jati dan langsung menaruh ketidaksukaan ketika Jati dibawa oleh Raras ke kediaman mereka.
  • Petualangan Jati belajar parfum di perusahaan Kemara dan love-hate relationship-nya dengan Suma. Di sini Jati belajar lebih lanjut mengenai parfum dan penciuman dan aroma-aroma yang tak pernah ia ketahui sebelumnya di Bantar Gebang. Suma sendiri, walaupun tidak suka dengan Jati, mulai penasaran dengan pemuda yang sempat membuatnya kesal di pertemuan pertama mereka.
  • Inti cerita: petualangan perburuan Puspa Karsa. Sedikit kontras dengan dua bagian sebelumnya yang lebih mengangkat cerita parfum dan hubungan antar karakter, bagian ini lebih berfokus pada perburuan dan penyelidikan apakah Puspa Karsa yang legendaris itu benar-benar ada.

Saya sering baca review serial Supernova yang bilang bahwa buku 1-5 adalah tentang perkenalan karakter dan dunia Supernova, sementara buku 6 adalah inti cerita para karakter utama dari buku 1-5. Hal yang sama terjadi di Aroma Karsa. Butuh dua pertiga buku untuk perkenalan karakter dan world building karena bahasannya cukup luas, serta banyaknya clue yang perlu disinggung sebelum nantinya dibahas di sepertiga terakhir buku.

Elemen fantasi di bagian sepertiga akhir lumayan kental dengan sisipan dialog bahasa Jawa halus yang saya pun cuma tahu sebagian, sebelum baca terjemahannya. Beberapa elemen fantasinya sih rekaan tapi ada beberapa nama legenda yang cukup familiar, yang dulu sempat saya dengar dari cerita orang-orang tua di kampung jaman kecil.

Seperti halnya kebanyakan novel Indonesia, ada bagian romance di buku ini. Akan tetapi bagian romance di novel ini masih di taraf cukup dan nggak kebanyakan dan menurut saya di-handle dengan sangat baik.

Deskripsinya detail banget, sampai saya seolah bisa mencium aroma bunga, bahan-bahan parfum, dan aroma tropis ketika membacanya. Berasa banget kalau Dee melakukan riset mendalam untuk buku ini.

Penggambaran karakter-karakternya cukup kuat. Walaupun Jati mengambil peran sentral di novel ini, karakter-karakter utama lain seperti Raras dan Suma mengambil peran besar di cerita. Mereka berdua digambarkan sebagai karakter perempuan mandiri dan tidak bergantung pada laki-laki untuk mencapai tujuan mereka. Karakter-karakter sampingan seperti Ningsih, Arya, dan Janirah yang cuma muncul di satu atau dua bab pun cukup memorable hingga memunculkan beberapa fan theory dari para pembaca.

***

Format Cerbung

Saya sempat skeptis dengan format cerbung di platform Bookslife. Selain karena webnya kurang mobile-friendly , banyak komplain tentang sistem dan teknis lainnya. Tapi lama kelamaan, pengalaman baca cerbung ini asyik juga kok. Kudos buat tim Bookslife buat supportnya dan respon cepat buat mengatasi masalah-masalah pembaca.

Baca format cerita bersambung asyik karena:

  • Ceritanya dibagi menjadi 18 bagian. Tiap bagian terdiri dari +- 50 halaman, jadi buat yang suka segan duluan sama tebal bukunya kayak saya, bacanya jadi berasa lebih ringan
  • Di setiap bagian, cerita dipotong di cliffhanger, jadinya ikutan penasaran gimana nasib karakter berikutnya
  • Ada digital tribe berupa group facebook yang pasti rame dengan meme dan fan theory dan diskusi-diskusi receh lain tiap kali part baru rilis. Digital tribe ini dimoderatori oleh tim penulis dan penerbit. Jadi sambil baca bisa ikut tahu cuplikan proses kreatif langsung mengenai suatu bagian cerita. Pengalaman baca cerita bersambung ini kayak nonton serial tv mingguan lalu baca-baca diskusi di reddit soal fan theory dan detail-detail yang terlewat sewaktu baca/nonton kali pertama.
  • Meme di digital tribe lucu-lucu.

***

Walaupun baru baca 3 buku dari Dee, Aroma Karsa, menurut saya, adalah karya terbaik Dee. Saya suka cerita dan karakter-karakternya. Pas sempet khawatir endingnya bakalan antiklimaks dan cerita tentang Kemara dan Bantar Gebang bakalan ditinggalkan demi inti cerita Puspa Karsa, saya dikejutkan dengan ending yang menurut saya fitting buat cerita ini.

Apakah bakal ada sekuel Aroma Karsa? Menurut Catatan Penutup Aroma Karsa di website Dee sih belum ada rencana. Tapi melihat world building yang cukup luas dan masih ada celah dan pertanyaan tak terjawab yang bisa dieksplor lagi, Aroma Karsa mungkin banget dibuat sekuelnya barangkali Dee mau menulis lanjutannya.

Masih dari catatan penutup di website Dee, karena proses terbit versi cetak dan versi digital hampir berbarengan, ada perbedaan antara versi digital dan versi cetakan pertama karena di versi cetak harus sudah diserahkan ke penerbit dari awal sementara versi digital masih bisa direvisi lebih lanjut sebelum terbit tiap dua kali seminggu. Daftar perbedaan cetakan pertama dan digital yang bakalan direvisi di cetakan kedua dan seterusnya bisa dicek di Catatan Penutup Aroma Karsa.

Editannya bisa dibilang rapi dan sedikit typo yang nggak sampai mengganggu. Kebanyakan sih istilah teknis yang saya pun nggak bakalan nyadar kalau itu salah.

Jadi, 4.5* bintang untuk Aroma Karsa. (Dibulatkan jadi 5* karena covernya kece dan pengalaman membaca cerita bersambung yang seru).

 
2 Comments

Posted by on March 22, 2018 in Review

 

Tags: , , , , , ,

2 responses to “[Review] Aroma Karsa – Dee Lestari

Leave a comment